Ketika angin bersenandung riuh
Menjelma jiwa-jiwa rapuh
Dibawanya jatuh
Menuju nanar tanah yang tak utuh
Pilu, katanya
Ranting sebagai peluh asa
Dibiarkannya layu
Tanpa melirik tiap tatap sayu
Pada kokohnya batang
Bak tiang-tiang
Dipaksanya tumbang
Tanpa bersisakan riang
Semi kesekian kali
Bermusim dipelataran hati
Menjamu dedaunan usang
Berguguran 'tuk dikenang
Komentar
Posting Komentar